Rabu, 07 Agustus 2019

Ingin Kutulis Tentang Ibu


Ingin kutulis tentang ibu:
tentang tetes-tetes darahnya saat melahirkanku,
tentang bulir-bulir keringatnya saat membimbingku dan mendidikku,
tentang titik-titik air matanya saat mencemaskanku,
tentang kelelahannya, semangatnya, kesedihannya, kebahagiaannya,
tentang kasihnya.

Tak cukup tinta dan kertas
untuk menuliskan kasih ibu.

Ingin kulukis sosok ibu:
lukisan keteduhan,
lukisan kelembutan,
lukisan keriangan,
lukisan kenyamanan,
lukisan kebahagiaan,
lukisan kesedihan,
lukisan harapan,
lukisan kecemasan,
lukisan kasih sayang.

Tak cukup kanvas, kuas dan warna
untuk melukis ibu!



Ingin kuceritakan tentang ibu:
Tentang tutur katanya yang menyejukkan kalbu
Tentang lembut tangannya mengusap rambutku
Tentang tatapan matanya yang mematik rindu
Ingin kuceritakan tentang ibu:
Tentang lelahnya. Tentang kasihnya. Tentang ikhlasnya. Tentang pengorbanannya. Tentang cemasnya. Tentang rindunya.

Tak cukup kata untuk menceritakan kisah ibu.

Tangerang, 2017.

Pelayaran Ramadhan


Peta-Mu telah kubentangkan
Kompas telah terpasang
Layar telah terkembang
            : pelayaran telah dimulai

Mengarungi samudera ramadhan
Menyusuri jalan yang ada di peta-Mu
Berlayar diantara karang
: Kehidupan fana
Menembus ombak dan gelombang
: Kesenangan maya
Menebar jala, menjaring harapan:
            Rahmat, maghfirah dan ridho-Mu

Pelayaran mengarungi samudera ramadhan
Menyusuri jalan yang telah Kau tetapkan
Bergulat dengan hari-hari haus dan dahaga
Menerjang badai godaan syahwat  dan bujukan
Berharap berlabuh di pelabuhan iedul fitri
Bersandar di pantai lailatul qadar.
                                                Tangerang, 30 Mei 2017

Kupenuhi Panggilan-Mu


Jutaan kaki yang berjalan dari delapan penjuru
Menapak jejak purba yang dipetakan Ibrahim
Tanpa jubah kebesaran: jabatan, kekayan dan ketenaran
Berbalut kain putih
Berharap debu yang menutupi tubuh
Kembali bersih

Jutaan mulut gemetar syahdu
Larut dalam haru. Berdzikir
Talbiyah:
                Labbaikallaahumma labbaika,     
                labbaika laa syariika laka labbaika,
                innal hamda  wanni’mata laka wal mulka laa syariika laka.
Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, juga semua kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu.

Jutaan jiwa berputar dalam satu arah
Melawan arus waktu. Kehidupan
: dari tiada kembali tiada.

Jutaan wajah khusyu dalam do’a
Di bawah temaram bulan yang hampir sempurna
Di langit Mina

Jutaan mata meneteskan air mata
Menatap lukisan diri
Berbalut debu, berbungkus lumpur
Dosa-dosa diri
Dalam setiap detik waktu
Di tenda-tenda Padang Arafah

Jutaan tangan menghentak kuat
Melontar kerikil:
Nafsu angkara yang bersemayam dalam diri

Jutaan kaki yang melangkah dari delapan penjuru
Jutaan wajah yang tertunduk haru
Jutaan hati yang larut dalam khusyu
Memenuhi panggilan-Mu
Berharap maghfirah-Mu.

Mina, 2017.