Rabu, 22 Mei 2013

Malam Tahun Baru


tak kutemukan keheningan
yang biasa hadir dalam sujud tahajudku
saat jarum jam diangka dua belas
langit malam semarak
warna-warni kembang api
suara-suara riuh
riang dari ruang hampa
bising mengisi ruang kepala

tak kutemukan keriangan
yang mengisi ruang dada
ketika langit semarak warna-warni kembang api
api yang menghanguskan gubuk-gubuk petani Mesuji
rumah-rumah kaum syiah di Madura
desing kembang api yang melintas di atas kepala
desing peluru dari senapan di Mesuji, Sape, Timika, Aceh dan Manokwari
jerit terompet mengiris malam
jerit istri kehilangan suami, jerit petani kehilangan lahan, jerit keluarga kehilangan tempat tinggal

Saat malam menuju puncak
Jarum jam meninggalkan angka dua belas
Aku kehilangan diriku dan negeriku.

Tidak ada komentar: